Selalu ada yang pertama kali dalam segala hal. Begitu juga menjadi seorang ibu hamil.
Mamakku punya lima orang anak. Mungkin saat hamil dan melahirkan anak kelima, mamakku sangat lihai dan sudah tahu banyak hal. Tapi saat hamil anak pertama sepertiku, tentu seperti menghadapi dunia baru yang belum pernah dimasuki sama sekali. Hanya berbekal dari cerita orang-orang, katanya hamil itu begini, hamil itu begitu, waktu aku menjalani sendiri hamil ini, kusadar aku benar-benar tidak tahu apa-apa dan harus belajar banyak.
Trimester Pertama
Hamil itu sembilan bulan. Kalau dibagi tiga, 3 bulan pertama disebut trimester pertama, 3 bulan kedua trimester kedua, dan 3 bulan terakhir adalah trimester akhir atau trimester tiga. Pada umumnya, waktu perkiraan kelahiran bayi berada di antara usia 38-42 minggu. Jadi secara teknis, trimester pertama adalah 1-13 minggu.
Waktu menulis tulisan ini, Adek Langit sudah memasuki trimester kedua. Puji Tuhan, aku dan Adek bisa melewati trimester pertama dengan sehat. Adek nggak rewel, Adek pengertian, baik banget sama Ibu. Makasih banyak ya, Dek. Jadi, saat pertama kali tahu hamil, aku mulai mawas diri nih, ada rasa mual nggak, ada rasa pengin muntah nggak. Bersyukurnya, aku mual-mual hanya sedikit. Muntah pun cuma sesekali. Itu juga terkadang pas sikat gigi. Makanan masih masuk. Banyak, malah. Tidak ada bau-bauan yang aku nggak suka. Adek juga nggak minta makan ini itu. Aku makan seperti biasa. Mendengar dan membaca pengalaman ibu-ibu lain, trimester pertama ini bisa jadi masa yang berat. Ada yang sampai bedrest saking lemasnya. Mual dan muntah terus, nggak bisa ngapa-ngapain. Makanya aku bersyukur banget di kehamilan pertama ini, aku dapat trimester pertama yang lumayan nyaman. Aku masih bisa ke kantor dan bekerja seperti biasa. Adek begitu kuat, diajak naik motor yo bakoh. Makasih banyak, Adek. Paling yang kukeluhkan, payudaraku sakit. Bapak G jadi nggak bisa main 😓😛.
Menurut video-video dan bacaan-bacaan yang ku
kepo (kata dokter juga lho, ya), trimester pertama itu benar-benar penting. Di trimester 1 kehamilan yang dimulai dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ini, janin berkembang dan bertumbuh, organ-organ janin mulai terbentuk. Kandungan dan rahim juga sedang mempersiapkan diri untuk pertumbuhan janin selama sembilan bulan ke depan. Di
kontrol kandungan pertama kali, aku diresepkan penguat kandungan oleh dokter. Selain itu aku juga ekstra hati-hati. Biasanya jogging dan sesekali
workout intens di rumah, saat itu aku hanya jalan kaki ringan dan mempraktikkan yoga khusus
first semester di
youtube. Kapan-kapan aku
share tentang
workout-ku selama hamil, ya. Tapi tiap kehamilan ibu-ibu itu berbeda-beda. Belum tentu badanku sama dengan badan buibu. Harus selalu konsultasikan dengan dokter kandungan kita, ya.
Kalau urusan ekstra hati-hati, Bapak G jagonya. Dia bete kalo aku duduk di kasur dengan gragas. Harus hati-hati, katanya, ada Adek. Saat memboncengku pun rasanya kecepatannya tidak pernah lebih dari 40km/jam. Kalau ada polisi tidur, beuh, rem Bapak G sigap sekali. Karena itu, kita love sekali sama Bapak G ya, Nak 💙 (elus-elus perut).
Trimester Kedua
Di usia adek yang ke 16 minggu, aku sakit. Tepatnya di akhir Juli 2022. Diawali dengan Bapak G yang lebih dulu sakit. Malam sebelumnya, kami membeli dan makan seblak bareng. Keesokan paginya, di hari Sabtu, Bapak G mengeluh sakit perut dan agak mual. Tapi dia tetap bekerja seperti biasa. Sore pulang kerja, badannya panas. Kami ke klinik terdekat. Oleh dokter jaga, Bapak G diresepkan Sanmol dan obat mual. Setelah makan dan minum obat, kami beristirahat.
Bangun di Minggu pagi, Bapak G masih terlelap. Kuputuskan untuk misa ke gereja sendiri. Namun kusudah merasa ada yang tidak beres. Gejala yang dialami Bapak G semalam sepertinya kurasakan. Perutku rasanya
nggak nyaman dan mual. Tapi kutetap berangkat ke gereja. Sepanjang misa aku menahan mual, rasa mau muntah benar-benar menyiksa. Kupikir-pikir, itu yang namanya
heartburn. Selesai misa, kuburu-buru pulang. Bapak G membeli alat antigen. Kami
swab mandiri karena takut covid. Puji Tuhan, hasilnya negatif. Aku masih bisa makan. Namun beberapa saat kemudian, aku muntahkan. Aku sedih. Aku sakit
nggak apa-apa. Tapi Adek Langit harus dapat asupan makanan dan nutrisi.
Karena aku muntah terus setelah makan, kuputuskan untuk konsultasi online dengan dokter. Dengan kondisi Bapak G masih pemulihan dan belum bisa ke mana-mana, aku akhirnya memakai layanan Grab Health yang bekerja sama dengan Good Doctor untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan, karena ibu hamil kan nggak boleh sembarangan minum obat, yak. Pembayaran bisa menggunakan asuransi. Setelah konsultasi, dokter berkesimpulan aku asam lambung. Nak, seumur-umur Ibu hidup, baru ini Ibu asam lambung. Perut melilit, rasanya hilang datang. Tidak diare, BAB normal. Mual terus- menerus. Muntah, badan agak hangat, kepala berat. Dokter meresepkanku Ondansetron dan Inpepsa. Namun, sayangnya di dua apotek yang disarankan aplikasi tersebut, obat yang diresepkan dokter kosong. Akhirnya malam itu juga, aku dan Bapak G ke apotek terdekat membeli obat. Setelah minum obat, aku tidak mual, bisa makan, dan tidak kumuntahkan. Puji Tuhan. Fyuuuh~ sakit saat hamil itu sangat sedih.
Begitu tahu tubuhku yang berbadan dua ini sudah berubah dan tidak sekuat dulu, aku mulai menjaga makan. Seblak, nanti-nanti dulu, ya.
Setelah asam lambung, terbitlah
sembelit. Sebelum hamil, kujuga tidak pernah sembelit. Jika sehari tidak mengonsumsi serat, tidak masalah. Keesokan paginya biasanya BAB tetap lancar. Tapi pernah suatu hari, makanku kacau. Tidak makan buah dan sayur, makan kering. Besoknya sembelit. Tidak BAB. Kutunggu dua hari, masih belum ada tanda-tanda. Akhirnya kumembeli pepaya. Terima kasih Tuhan, sudah menciptakan buah pepaya. Dengan perjuangan penuh keringat di toilet, aku berhasil
pup. Saat itu aku sadar aku wasir ringan. Kontrol berikutnya, aku mengadu pada dokter. Dokter meresepkanku salep wasir, yang hanya kupakai sehari, besok-besoknya kusudah kapok, makan harus sehat dan berserat, dan HARUS MINUM AIR YANG CUKUP. Selain itu, aku dan Bapak G sering menyetok buah pepaya
our love di kulkas.
Di trimester kedua ini juga,
pinggangku sakit, pegal parah. Sekarang aku tahu kenapa ibu-ibu hamil jalannya
kayak bebek. Mereka mungkin berjalan sambil menahan ngilu di pinggang, panggul, bokong, bahkan sampai ke paha bawah :') Dokter meresepkan kalsium dan menyuruhku untuk rajin yoga atau peregangan. Bisa mengikuti video-video di youtube atau ikut kelas-kelas yoga berbayar. Belakangan aku cukup sering yoga, dan agar semakin semangat (karena sudah mengeluarkan uang), aku besok mau mencoba kelas yoga lewat aplikasi teman bumil.
Oh ya, stretch mark juga sudah mulai muncul, teman-teman 😀. Di pahaku mulai muncul garis-garis hitam. Kataku sih tanda cinta dari Adek.
Gapapa, Nak. Ibu rajin olesin Bio Oil,
kok. Semoga tidak terlalu parah. Ada pun ya tidak apa-apa. Wajar,
lha wong kulitnya melar dan membesar kok. Untuk mencegah dan mengurangi, aku menggunakan Bio Oil dua kali sehari. Kuoles-oles di perut, payudara, punggung bawah, pinggang, paha, dan bokong. Kalau Bio Oilku habis, aku mau pakai
baby oil saja. Katanya cukup manjur.
Kakiku agak bengkak, tapi tidak parah. Saat tidur, Bapak G sering terbangun karena aku mengeluh kram. Dia langsung sigap
mijet-mijet sambil
merem. Kulitku juga jadi
kering. Di bagian hidung, samping dan bawah bibir mengelupas. Kuolesi vaseline petrolium jelly saja. Mulai agak membaik setelahnya. INGAT MINUM AIR YANG CUKUP ya
buibu seperhamilan. Karena sering minum air, kujadi
pipisan. Dikit-dikit
pipis. Pas kontrol, Bapak G menanyakan ke dokter kandungan karena khawatir. Saat itu dokter menyarankan untuk tes darah lengkap serta tes urine untuk mengetahui apakah ada kemungkinan ISK (Infeksi Saluran Kemih). Hasilnya aman. HBku 11.6. Batas normal bawah 12. Jadi dokter meresepkan zat besi. Dokter juga meresepkan vitamin D karena menurut hasil cek lab, aku defisiensi vitamin D. Untuk urine, aman. Jadi memang
pipisan-ku ini
wajar dan normal.
Dan yang paling menyenangkan di trimester kedua ini adalah : MERASAKAN GERAKAN ADEK 💙 Sampai usia kehamilan 20 minggu, aku belum merasakan apa-apa. Kukadang bertanya-tanya, apakah aku yang kurang peka. Apa perutku terlalu tebal lemaknya 😅. Tapi di Jumat 26 Agustus 2022 (hampir 21 minggu), waktu Bapak G lagi lembur kerja, aku lagi rebahan, Adek berkedut-kedut untuk pertama kalinya. Kulangsung girang sekaligus terharu. Kulangsung buka youtube dan mencari ciri-ciri gerakan bayi. Dan memang benar, ini Adek!
Secara keseluruhan, trimester kedua ini asyik. Mual masih ada tapi jauuuuuh berkurang dibanding tiga bulan pertama. Sama sekali nggak muntah. Perut mulai membesar. Kumalah senang karena bisa ke kantor pakai daster-daster centil yang cantik.
Trimester Ketiga
Belum bisa berbagi apa-apa karena dua minggu lagi baru memasuki usia kehamilan trimester akhir. Tapi dari sekarang aku sudah rajin berselancar di
channel youtube
Gue Sehat ngepoin playlist kehamilan. Persiapan melahirkan, pernapasan saat ngeden,
gimana itu tanda-tanda kontraksi, IMD, menyusui, merawat bayi, masa nifas,
aaaah masih harus banyak belajar.
Oh ya, di aplikasi ipusnas juga banyak buku tentang kehamilan yang bisa dibaca gratis
lho, buibu. Kalau lebih suka membaca daripada menonton, bisa dijadikan pilihan.
Nanti kalau Adek sudah lahir, kusiap berbagi. Semoga ada waktunya. Hehe.
Suka-duka Hamil
Aku belum cerita tentang jenis kelamin Adek ya? Menurut USG terakhir, Adek 70% nduk. Nduk yang cantik seperti ibunya. Ini mungkin mitos, kalau bayinya perempuan, bumilnya terlihat cantik. Tapi memang sejak hamil, aku jadi doyan menjadi cantik, doyan ngalis. Dulu boro-boro ngalis, bedakan aja enggak. Paling cuma sunscreen dan pewarna bibir. Langsung cus. Mungkin awalnya karena waktu make-up nikah, alisku dikuris. Alhasil, botaklah di atas mataku. Aku terpaksa membeli pensil alis. Nah, semenjak hamil, pensil alisku jadi kepake. Ke kantor ngalis, ke gereja ngalis. Seneng pake anting-anting sama kalung. Gelang juga. Mungkin karena si Nduk yang aktif nendang-nendang perut Ibu ini, ya.
Semenjak hamil, kujuga mulai makan sering dengan porsi sedikit-sedikit. Karena kalau langsung banyak, jadi mual eneg. Trus, beberapa saat kemudian, eh kok laper lagi. Jadi baru bangun, kubiasanya mengudap biskuit, atau pisang, atau apapun yang ada. Nanti jam 9-10 pagi di kantor, sarapan. Jam 12 makan siang. Entar jam 3 sore ngemil lagi. Jam 5 sebelum pulang kerja juga buka laci atau minibar kantor, makan cemilan atau buah. Malam dinner sama Bapak G.
Terlepas dari segala keluhan saat hamil yang kujabarkan di atas, aku selalu berusaha kasih afirmasi positif ke si jabang bayi. Gapapa Ibu sakit dikit, Nak. Gapapa Ibu pegel. Yang penting Adek kuat dan sehat di dalam rahim Ibu. Kita sama-sama kuat ya, Nak. Ngobrol sama Adek setiap hari. Apalagi kalau Bapak G lagi kerja, Adek selalu jadi teman ngobrolku. Apa-apa juga diobrolin. Mandi yuk, Dek. Maem es krim yuk, Nak. Temenin Ibu nonton Running Man ya, Dek. Bayi itu mendengar. Ajak ngobrol yuk, buibu.
Trus, aku ini apa-apa kucari di google sama youtube. Kalau ada istilah yang nggak ngerti langsung buka google. Mungkin nanti kalau Adek sudah besar terus nanya, "Bu, siapa itu Bjorka?", mungkin aku akan menyahut, "Sebentar, Nak. Ibu buka google dulu". Sebelum hamil aku tidak tahu apa itu IMD (Inisiasi Menyusu Dini), mucus plug, kolostrum, dan teman-temannya. Terima kasih google dan youtube. Tapi selalu berusaha cari dan saring sumber yang baik juga ya, manteman. Di tiktokku pun yang kufollow sekarang ya para obgyn dan bidan. Mereka sering berbagi ilmu di kontennya. Di dunia serba digital ini, semakin belajar, semakin tidak tahu apa-apa, lho. Ilmu setiap harinya juga berkembang. Ayo buibu semangat belajarnya.
Menulis ini membuatku jadi napak tilas enam bulan ke belakang. Waktu cepat sekali berlalu. Sekarang setiap hari merasakan gerak Adek dalam perut. Kalau Adek sudah lahir, pasti aku rindu. Jadi aku akan menikmati masa-masa ini.
Oh ya, ingat ya buibu, hamil itu bukan sakit. Hamil itu anugerah. Selemas-lemasnya kita, sepegal-pegalnya kita, ada makhluk hidup indah yang sedang bergantung pada kita di dalam rahim. Kalau lelah dan mau mengeluh, cari bapak suami yang menghamili, bersandar padanya, komunikasikan. Tuhan kasih hamil ke perempuan karena tahu perempuan kuat, perempuan bisa. Sini tos perut dulu, buibu.
Maaf tulisannya panjang ya, lagi pengin cerita.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.